Hal ini sebagaimana laporan yang disampaikan oleh Menkes Turki Farhettin Koca kepada Presiden Erdoğan dalam kunjungan ke salah satu laboratorium pengembangan vaksin Nasional Turki.
BERITATURKI.COM, Tekirdağ- Fase uji coba manusia dari tiga vaksin yang diproduksi secara nasional akan dimulai dalam 10 hari, kata Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca pada Sabtu (03/10) malam, selama kunjungan ke perusahaan farmasi di provinsi Tekirdağ barat laut.
Menteri memeriksa laboratorium tempat vaksin sedang dikembangkan dan diberitahu tentang prosesnya, menyampaikan informasi tersebut kepada Presiden Recep Tayyip Erdoğan melalui panggilan video. Erdogan mengungkapkan rasa terima kasihnya atas nama negara dan berharap jejak manusia dapat segera dimulai begitu juga dengan produksi vaksin.
Turki telah menyiapkan Platform Nasional COVID-19 di bawah pengawasan Dewan Riset Ilmiah dan Teknologi (TÜBİTAK) untuk berpacu dengan waktu karena pandemi tersebut berdampak pada negara.



Angka harian
Turki mencatat 1.502 kasus baru COVID-19 dan 59 kematian dalam 24 jam terakhir, kata Kementerian Kesehatan, Sabtu.
Jumlah total kasus telah mencapai 323.014 dengan total 283.868 pemulihan, menurut kementerian.
Dengan 59 korban jiwa baru, jumlah kematian akibat virus tersebut mencapai 8.384.
Sebanyak 103.219 lebih tes virus korona dilakukan selama 24 jam terakhir, sehingga totalnya menjadi lebih dari 10,7 juta.
Angka tersebut juga menunjukkan bahwa jumlah pasien dalam kondisi kritis turun menjadi 1.470 dengan 6,4% menderita pneumonia.
Sejak mengalami wabah terburuk dan berhasil menurunkan jumlah kasus harian di bawah 1.000, Turki telah menyaksikan kebangkitan infeksi baru.
Dalam upaya untuk menghentikan tingkat infeksi yang terus meningkat, pemerintah telah memberlakukan beberapa langkah, mewajibkan penggunaan masker di luar negeri di seluruh negeri dan menjalankan angkutan massal dengan kapasitas yang berkurang.
COVID-19 telah merenggut lebih dari 1 juta nyawa di 188 negara sejak Desember lalu. Lebih dari 32,3 juta kasus telah dilaporkan di seluruh dunia, menurut angka yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins yang berbasis di AS.
Source : Daily Sabah